Selasa, 06 September 2011

Website Informasi Online

Website Informasi Online


Fenomena Mudik Masyarakat Indonesia

Posted: 06 Sep 2011 04:28 AM PDT

MUDIK
Siapa yang ga kenal mudik
acara/kegiatan rutin yang hampir pasti dilakukin semua masyarakat INDONESIA.



Mudik sebenarnya berasal dari kata UDIK yang artinya adalah DESA. Sehingga mudik adalah Menuju ke DESA atau pulang ke Desa.

Mudik merupakan potret dialektika budaya yang sudah berlangsung berabad-abad.

Mudik adalah kegiatan perantau/ pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. Tradisi mudik hanya ada di Indonesia

Mudik bagi sebagian orang bahkan dihukumkan wajib, kalau sampai tidak pulang ke kampung, desa atau kota asal pada saat lebaran tiba serasa tidak afdhol, maka bagaimanapun caranya akan diupayakan untuk mudik.





Mudik boleh juga diartikan secara sederhana dengan sebuah proses untuk menelusuri dan mengikatkan diri kepada akar sosial kita. Entah itu seorang pejabat tinggi, direktor maupun pengusaha, ketika dirantau tetap saja Mr Nobody , tetapi dikampung halaman sendiri kita dapat menghayati kembali makna kedudukan sebagai adik, paman, keponakan, saudara ataupun anak.

Tradisi mudik secara sosial kultural memiliki makna tersendiri, bagi para perantau saat mudik adalah saat untuk menunjukkan eksistensi keberhasilannya diperantauan, sekaligus juga ajang berbagi kepada sanak saudara yang ada. Kalau kita lihat pada satu sisi memang ada yang negatif yaitu ria atau pamer, tetapi sisi yang lain adalah bagaimana sifat derma dengan berbagi kasih kepada saudara yang telah lama di tinggal untuk ikut merasakan walaupun sedikit akan nikmat keberhasilannya dalam merantau.

Mudik atau pulang kampung bukan suatu beban berat bagi yang kebetulan kampung halamannya bisa ditempuh dalam hitungan jam, namun bagi yang harus menempuh perjalanan seharian atau bahkan berhari-hari apalagi dengan menggunakan angkutan umum dan berdesak desakan menjadi perjalanan yang berat nan melelahkan.







Disitu kita dapat merasakan kembali kasih sayang tanpa pamrih, kasih sayang yang tulen bukan hanya sekedar basa-basi. Dengan tinggal beberapa saat saja di desa, kita dapat menyadari kembali makna sosial dari seorang tetangga, sahabat ataupun saudara, jadi bukan hanya sekedar sebagai orang lain yang tinggal di seberang rumah atau di samping meja kerjanya seperti yang dihayati di Kota. Di kampung halaman kita bisa mendapatkan kembali harkat dan nilai kemanusiaan kita lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar