Samudra Biru Cinta |
Posted: 23 May 2011 08:41 PM PDT Samudra Biru - Barangkali akan terdengar aneh ditelinga kita tapi ini adalah kisah nyata. Adik lahirkan Anak sang kakak yang berarti anak yang dilahirkan adalah ponakannya sendiri. Terlepas dari agama sekarang kita bicara dari sudut pandang Ilmu Pengetahuan. Semakin canggihnya dunia medis memungkinkan seseorang dapat memiliki keturunan ketika seseorang divonis tidak akan bisa memenuhi kewajiban sebagaimana seorang istri. Seperti yang terjadi pada wanita berikut. Setelah dipastikan hidup tanpa rahim, akhirnya Cheryl Keye (36) dapat menjadi seorang ibu, berkat kebaikan sang adik, Lyndsay Wootton (32) yang tanpa pamrih bersedia menjadi rahim pengganti bagi Elliot, putra pertama Cheryl. Sejak umur 17 tahun, dokter menyatakan bahwa rahim Cheryl berada di tingkat pertama Mullerian Agenesis, sehingga membuatnya tidak dapat membentuk janin dengan sempurna. Cheryl menikah dengan Jason Keye yang mau menerima kondisinya pada usia 22 tahun. Cheryl mengaku sangat menikmati hari-hari menjadi istri. "Suami saya menerima saya apa adanya. Kami mengisi kehidupan tanpa anak dengan membeli sebuah rumah yang cantik, mengejar karir kami dan bepergian ke tempat-tempat yang eksotis," ujar Cheryl. "Namun, saya pun sadar adanya kekosongan tanpa adanya bayi," lanjutnya seperti dilansir Dailymail, Senin (23/5/2011). Akhirnya, Cheryl yang berprofesi sebagai manajer pengembangan bisnis pun fokus berusaha agar dapat memiliki keturunan. Ia mempelajari penelitian sebuah proses rahim pengganti. Ketika mempelajari proses tersebut, ia pun memperbincangkan hal tersebut kepada adiknya Lyndsay yang sudah memiliki seorang putri berusia enam tahun. Dengan senang hati Lyndsay mengiyakan keinginan Cheryl menjadi rahim pengganti bagi janin Cheryl. "Tentu saya dengan amat senang mendengar adanya proses tersebut dan dengan senang hati bersedia melakukannya untuk kakak saya," ujar Lyndsay. "Dapat melahirkan keponakan saya adalah hal yang luar biasa di hidup saya," imbuh Lyndsay. sumber pelengkap: okezone |
Posted: 23 May 2011 07:51 PM PDT Samudra Biru - Mulai sekarang, berpikirlah dua kali jika ingin membicarakan orang lain karena setiap kata yang keluar dari mulut kita bisa memperlihatkan sifat dan kepribadian asli kita. Bahkan, yang kita tidak sadari, menjadi petunjuk apakah kita orang yang baik atau jahat. Tidak hanya dinyata, dalam era sekarang situs jejaring bertebaran mulai dari Facebook, Twitter, Forum, dan lain sebagainya. Apakah Anda suka ngegosip? kita simak ulasan singkat dari peneliti ini. Dan tanpa disadari karena begitu kecanduan dengan situs seperti ini orang terkadang melupa sedang berada didalam buaian yang mengarahkan seseorang lebih terbuka termasuk didalamnya ikut membuka aib sendiri atau bahkan aib orang lain. Studi terbaru menyimpulkan, cara kita memandang orang lain akan bercerita banyak tentang diri kita, termasuk karakteristik yang baik dan buruk. "Persepsi kita terhadap orang lain akan mengungkap kepribadian kita," ujar Dustin Wood, PhD, asisten profesor psikologi di Wake Forest University. Melihat orang lain dengan positif akan memperlihatkan sifat positif kita. Sebaliknya, kata-kata negatif yang kita lontarkan tentang orang lain dikaitkan pada sifat narsisisme, perilaku antisosial, atau bahkan neuroticism atau orang berkarakter labil, ujar tim peneliti. Dalam studi ini, semua sukarelawan adalah mahasiswa yang diminta untuk menilai karakteristik positif dan negatif dari mahasiswa lain yang mereka kenal. Para peneliti menemukan fakta, sukarelawan yang memiliki kecenderungan menggambarkan orang lain secara positif akan menjadi indikator untuk menunjukkan sifat-sifat positif yang para sukarelawan miliki. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology ini juga menemukan, seberapa positif kita melihat seseorang akan menunjukkan seberapa besar pula tingkat kepuasan kita dalam menjalani hidup dan seberapa banyak kita dicintai oleh orang lain. Sebaliknya, persepsi negatif kepada orang lain dikaitkan dengan tingginya tingkat narsisisme dan sifat antisosial. "Kecenderungan untuk melihat orang lain secara negatif mengindikasikan kita mengalami tekanan atau masalah dengan kepribadian," ujar Wood. Karena pandangan-pandangan negatif akan menuntun kita untuk mengalami beberapa masalah dalam kepribadian, maka temuan ini ingin mengajak kita semua untuk bisa melihat orang lain dari sisi yang lebih positif. Ujung-ujungnya, kita akan mampu meredam segala sifat-sifat "jahat" yang kita miliki. Banyak pola perilaku yang biasa diteliti oleh para psikolog ditentukan oleh bagaimana individu memandang orang lain dalam lingkungan mereka. Yang nantinya akan berubah bentuk menjadi pilihan perilaku yang kita inginkan, adaptasi, dan yang dianggap pantas. Peneliti mengatakan, temuan mereka ini menunjukkan bahwa apa yang kita lihat pada orang lain tidak lebih dari sebuah cerminan terhadap gambaran diri kita sendiri, hanya medianya melalui diri orang lain. Jadi, masih ingin membicarakan hal yang buruk-buruk tentang orang lain? Saatnya kita berpikir ulang demi kebaikan kita sendiri. Dan satu hal lagi buat kita ternyata cukup mudah jika di maya kendati ini tentu tidak 100% benar adanya akan tetapi dapat menjadi dasar hanya sebagai langkah awal, untuk melihat seseorang itu cukup baik atau tidak bisa dilihat dari tulisan curahan hati atau yang keluar dari setiap kata kalimatnya yang tanpa sadar sebenarnya mengilustrasikan dirinya sendiri seperti apa. Jika dirasa manfaat silahkan bagikan kepada sahabat Anda. salam sumber pelengkap kompas |
You are subscribed to email updates from Samudra Biru Cinta To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar