Jumat, 15 Juli 2011

DediNews

DediNews


Tips Agar Tak Berkata Kasar Saat Bertengkar

Posted: 14 Jul 2011 11:52 PM PDT


DediNewsOnline.COM - Ketika bertengkar, tidak jarang Anda atau suami bisa saling mengucapkan kata kasar atau sinis yang akhirnya menyakiti hati pasangan. Menghindari hal ini memang sulit karena biasanya kata-kata itu keluar begitu saja tanpa terkontrol.

Namun bukan berarti Anda tidak bisa mengatasi hal tersebut. Demi kehidupan pernikahan yang lebih sehat, Anda dan pasangan sebaiknya mulai mengurangi cara bertengkar seperti ini.

Berikut tips dari yang bisa Anda coba seperti dikutip dari Your Tango:

1. Redam Amarah
Saat bertengkar dengan pasangan, sudah pasti Anda merasa emosi. Apalagi jika ternyata Anda merasa pasangan lah yang salah. Ingin rasanya mengucapkan segala hal yang ada di hati. Namun sebelum melakukannya, coba pikir sekali lagi. Sudah berapa banyak kata-kata kasar yang mungkin didengar oleh pasangan sepanjang hari? Dengan kehidupan yang semakin sulit dijalani ini, rasanya Anda tak perlu memberinya tambahan kata-kata kasar.

Redam atau tahan amarah tersebut agar tak ada yang tersakiti dalam pertengkaran itu. Ketimbang mengucapkan kata-kata kasar, kenapa tidak selesaikan pertengkaran dengan pikiran yang lebih jernih.

2. Saling Menghargai
Saat bertengkar dengan pasangan, Anda kemungkinan menunjukkan sikap yang tidak menghargainya. Misalnya saja dengan nada suara yang meninggi atau tidak mau mendengarkan ucapannya.

Ketika Anda melakukan hal itu, Anda bukan hanya tidak menghargai pasangan tapi juga diri sendiri. Coba ingat kembali, Anda sudah memutuskan untuk hidup bersamanya selamanya bukan? Jika Anda tidak menghargainya, lantas apa artinya suami di mata Anda.

3. Ucapkan Kata-kata yang Lebih Berguna
Saat bertengkar dengan pasangan, Anda atau suami kemungkinan besar akan meluapkan emosi dengan mengeluarkan kata-kata yang sebenarnya tidak memberikan solusi atas perdebatan tersebut. Jadi mulai sekarang, cobalah bertengkar yang sehat. Ketimbang saling berkata kasar, ucapkan kalimat yang lebih berguna.

4. Jujur
Poin keempat ini memang agak sedikit membingungkan. Di satu sisi Anda tidak boleh mengeluarkan semua unek-unek yang ada di hati karena bisa menyakitinya, namun di sisi lain Anda juga harus jujur.

Jujur yang dimaksud di sini bukan berarti Anda bisa mengatakan apapun yang ada di otak Anda. Saat berkata jujur, pilihlah kata-kata dengan hati-hati. Jangan langsung ucapkan kalimat yang pertama kali terlintas di pikiran agar tidak menimbulkan sakit hati.

Jika Anda membiarkan diri meledak-ledak saat bertengkar dengan pasangan, hal ini tentunya bisa merusak hubungan pernikahan. Biasanya orang yang meledak-ledak ini termasuk tipe yang memang suka mendramatisir sesuatu. Mereka suka membuat suatu hal kecil menjadi sebuah pertengkaran besar.

Anda tentu tidak mau bukan menjadi dramaholic? Jadi cobalah mengontrol diri saat bertengkar dengan pasangan. Meski hati panas, pikir dua kali sebelum mengeluarkan kata-kata untuk menanggapi ucapannya. Source

Ilmuwan Temukan 'Senjata' Ampuh Lawan Malaria

Posted: 14 Jul 2011 04:25 PM PDT


DediNewsOnline.COM – Seperti diketahui, nyamuk sangat menyukai kulit bersih manusia. Namun ada kesukaan lain nyamuk yang sangat tak terduga yang bisa dimanfaatkan melawan hewan ini.

Bau kaki manusia bisa digunakan menarik dan membunuh nyamuk pembawa malaria mematikan. Perangkap murah ini memberi cara praktis mengendalikan infeksi malaria.

Meningkatnya penggunaan kelambu dan spray antinyamuk saja sebenarnya bisa berkontribusi banyak pada penurunan infeksi di rumah.

Menurut kepala proyek riset di Ifakara Health Institute Tanzania Dr Fredros Okumu, ilmuwan Belanda Dr Bart Knols menjadi orang pertama yang menemukan nyamuk tertarik bau kaki.

Knols mengetahuinya saat berdiri di ruang gelap dalam kondisi telanjang, kemudian, ia memeriksa bagian mana yang digigit nyamuk.

Selama 15 tahun terakhir, peneliti berupaya keras mencari cara memanfaatkan temuan ini. Kini setelah Okumu menemukan nyamuk tertarik bau kaki, ia pun menggunakan racun untuk membunuh nyamuk.

Bau kaki manusia mampu memancing empat kali lebih banyak nyamuk, dan dengan racun, 95% nyamuk bisa dibunuh. Meski tingkat infeksi global malaria menurun, masih ada lebih dari 220 juta kasus baru malaria tiap tahunnya.

PBB memperkirakan hampir 800 ribu orang meninggal karena malaria dan kebanyakan merupakan anak-anak Afrika.

"Pertama kali kami fokus pada pengendalian nyamuk di luar rumah. Tujuan global pemusnahan malaria ini tak mungkin tercapai tanpa teknologi baru," tutur Okumu seperti dilaporkan Strait Times. Source

Kebohongan Bisa Dideteksi dari Bentuk Wajah

Posted: 14 Jul 2011 04:48 AM PDT


DediNewsOnline.COM - Mendeteksi kebohongan tidak harus dilakukan dengan alat khusus seperti yang sering dipakai para agen rahasia saat menginterogasi musuh. Menurut penelitian, orang jujur bisa dibedakan dari tukang tipu hanya berdasarkan bentuk wajahnya.

Bagian wajah yang diamati adalah lebar muka secara rata-rata, jika semakin lebar maka kemungkinan besar orang tersebut cenderung suka berbohong. Sebaliknya jika wajahnya sempit alias tirus, maka orang tersebut biasanya lebih jujur dan bisa dipercaya.

Etnis tertentu mungkin mewarisi bentuk wajah yang lebih lebar dibanding etnis yang lain. Karena itu yang dikatakan memiliki wajah yang lebar adalah ketika dibandingkan dengan ukuran wajah rata-rata pada ras atau etnisnya sendiri, bukan dibandingkan dengan etnis yang lain.

Teori ini dibuktikan dalam penelitian Michael Haselhuhn, PhD, seorang profesor manajemen dari University of Wisconsin di Milwaukee. Dalam penelitian tersebut, Prof Haselhuhn melibatkan 115 mahasiswa tanpa membedakan asal usul dan latar belakang etnisnya.

"Temuan kami menunjukkan struktur wajah seseorang bisa menunjukkan perilakunya yang terkait dengan kejujuran. Namun perlu kami tekankan ada banyak faktor lain yang mempengaruhinya," ungkap Prof Haselhuhn seperti dikutip dari Menshealth.com, Kamis (14/7/2011).

Prof Haselhuhn menambahkan, kecenderungan ini diduga berkaitan dengan naluri manusia dalam menghindari konfrontasi atau keributan dengan menganggap wajah lebar tampak lebih galak. Karena banyak yang merasa segan, maka orang berwajah lebar cenderung merasa berkuasa lalu berperilaku semaunya.

Meski demikian, hingga saat ini hasil penelitian Prof Haselhuhn belum pernah dijadikan standar baku untuk mendeteksi kebohongan. Alat-alat lie detektor atau pendeteksi kebohongan yang umum dipakai masih menggunakan teknologi lama, antara lain sebagai berikut seperti yang pernah ditulis kami sebelumnya.

  1. Pneumograph, untuk mendeteksi ritme nafas, ditempelkan pada bagian dada dan perut, bekerja ketika ada kontraksi di otot dan udara di dalam tabung.
  2. Blood Pressure Cuff, untuk mendeteksi perubahan tekanan darah dan detak jantung, ditempelkan pada bagian lengan atas, bekerja seiring dengan suara yang muncul dari denyut jantung atau aliran darah.
  3. Galvanic skin resistance (GSR), untuk mendeteksi keringat terutama di daerah tangan, ditempelkan pada jari-jari tangan, bekerja dengan mendeteksi seberapa banyak keringat yang keluar ketika dalam keadaan tertekan dan berbohong. Source

Tidak ada komentar:

Posting Komentar